Tampilkan postingan dengan label Kulsub. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kulsub. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Februari 2017

Sebab Ujub dengan Pendapat yang Salah

Kuliah Subuh
Oleh : ust Oman

Pendapat tersebut salah, tapi orang tersebut merasa benar. Walaupun ada yang mengingatkan, dia tidak akan berhenti. Namun kalau sadar, mudah mengingatkannya. Ini termasuk paling susah mengobatinya.

Seperti ini pengobatannya harus menyeluruh karna penyakitnya paling susah. Dia harus curiga pada pemahamannya, harus ada bukti, dasar yang mahsyur, yang shahih, kemudian akalnya harus jalan.
Seperti misal: ada orang yang keukeuh pakai celana dibawah mata kaki itu haram. Padahal dalam haditsnya, kanjeng Rosul mengatakan haram bila ada "ciri"nya. Cirinya adalah orang takabur. Org tersebut sengaja memakai celana dibawah mata kaki karna mempunyai sifat takabur.
Sayyidina Abu Bakar pernah memakai celana hingga melewati mata kaki. Para sahabat bertanya pada Rasulullah bagaimana jika spt itu. Lalu Rasulullah menjawab bahwa sayyidina Abu Bakar bukanlah orang takabur. Jadi tidak apa.

Di masa sekarang ini, malah orang-orang memakai celana diatas mata kaki, yang ingin dilihat orang lain sebagai yang paling mengikuti sunnah. Khawatir ada takaburnya.

Rasul dulu betisnya pernah tersingkap lalu muka beliau memerah sebab malu sekali. Namun sekarang, orang2 yang memperlihatkan betisnya bangga sekali.

Artinya boleh pakai seperti itu asal jangan takabur.

Seseorang tak mengetahui dalil aqli dan naqli, dan syarat2nya, dan kesalahan2 pada pemahamannya kecuali dengan kecerdasan yang sempurna. Akal yang tembus. Pemikiran yang luas dan sungguh2 dalam mencari ilmu. Dan terus2an mempelajari Al Quran dan sunnah, tidak berhenti. Manusia itu tidak sampai pada dalil yang syari' dan tahu bahwa dia salah, kecuali bila memiliki kecerdasan yang sempurna, akal yang tembus dan sungguh2 dalam belajarnya. Tidak berhenti membaca dan sunnah, dan selalu berkumpul di majelis ilmu.
Ilmu yang tidak bertambah, biasanya pemahamannya akan salah.

Kita harus cinta kepada Allah dan cinta pada apa2/ orang yang dicintai Allah. Yaitu ulama (ahli ilmu). Makanya karna kita cinta sama Allah, ketika kita melihat perbedaan pada ulama dengan pendapat kita, jangan langsung kita salahkan. Tabayyun dahulu karna beliau sudah berijtihad. Seperti kisah nabi musa dan nabi khidir.

Kalau tidak bisa memahami/memegang semua mahdzab, sebab bingung, pegang satu saja. Kita harus yakini pula, tauhidnya kuat. Harus beri'tikaf sesungguhnya Allah itu Esa. Tidak ada yang semisal Allah. Allah Maha Melihat. Maha Mendengar.

Kontributor: Ade Gusalinda

Sabtu, 14 Januari 2017

Hadits tentang Iman, Islam, dan Ihsan

ﻋَﻦْ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻳْﻀﺎً ﻗَﺎﻝَ : ﺑَﻴْﻨَﻤَﺎ ﻧَﺤْﻦُ ﺟُﻠُﻮْﺱٌ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺫَﺍﺕَ ﻳَﻮْﻡٍ ﺇِﺫْ ﻃَﻠَﻊَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺭَﺟُﻞٌ ﺷَﺪِﻳْﺪُ ﺑَﻴَﺎﺽِ ﺍﻟﺜِّﻴَﺎﺏِ ﺷَﺪِﻳْﺪُ ﺳَﻮَﺍﺩِ ﺍﻟﺸَّﻌْﺮِ، ﻻَ ﻳُﺮَﻯ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﺛَﺮُ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ، ﻭَﻻَ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻪُ ﻣِﻨَّﺎ ﺃَﺣَﺪٌ، ﺣَﺘَّﻰ ﺟَﻠَﺲَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓَﺄَﺳْﻨَﺪَ ﺭُﻛْﺒَﺘَﻴْﻪِ ﺇِﻟَﻰ ﺭُﻛْﺒَﺘَﻴْﻪِ ﻭَﻭَﺿَﻊَ ﻛَﻔَّﻴْﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺨِﺬَﻳْﻪِ ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ ﺃَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺳْﻼَﻡِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺍْﻹِﺳِﻼَﻡُ ﺃَﻥْ ﺗَﺸْﻬَﺪَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺗُﻘِﻴْﻢَ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﺗُﺆْﺗِﻲَ ﺍﻟﺰَّﻛﺎَﺓَ ﻭَﺗَﺼُﻮْﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﺗَﺤُﺞَّ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖَ ﺇِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺖَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺳَﺒِﻴْﻼً ﻗَﺎﻝَ : ﺻَﺪَﻗْﺖَ، ﻓَﻌَﺠِﺒْﻨَﺎ ﻟَﻪُ ﻳَﺴْﺄَﻟُﻪُ ﻭَﻳُﺼَﺪِّﻗُﻪُ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﻳْﻤَﺎﻥِ ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻥْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْﺮِﻩِ ﻭَﺷَﺮِّﻩِ . ﻗَﺎﻝَ ﺻَﺪَﻗْﺖَ، ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥِ، ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺄَﻧَّﻚَ ﺗَﺮَﺍﻩُ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺗَﺮَﺍﻩُ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳَﺮَﺍﻙَ . ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻣَﺎ ﺍﻟْﻤَﺴْﺆُﻭْﻝُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﺑِﺄَﻋْﻠَﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﺎﺋِﻞِ . ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﺧْﺒِﺮْﻧِﻲ ﻋَﻦْ ﺃَﻣَﺎﺭَﺍﺗِﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻥْ ﺗَﻠِﺪَ ﺍْﻷَﻣَﺔُ ﺭَﺑَّﺘَﻬَﺎ ﻭَﺃَﻥْ ﺗَﺮَﻯ ﺍﻟْﺤُﻔَﺎﺓَ ﺍﻟْﻌُﺮَﺍﺓَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﺔَ ﺭِﻋَﺎﺀَ ﺍﻟﺸَّﺎﺀِ ﻳَﺘَﻄَﺎﻭَﻟُﻮْﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒُﻨْﻴَﺎﻥِ، ﺛُﻢَّ ﺍﻧْﻄَﻠَﻖَ ﻓَﻠَﺒِﺜْﺖُ ﻣَﻠِﻴًّﺎ، ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ : ﻳَﺎ ﻋُﻤَﺮَ ﺃَﺗَﺪْﺭِﻱ ﻣَﻦِ ﺍﻟﺴَّﺎﺋِﻞِ ؟ ﻗُﻠْﺖُ : ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢَ . ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُ ﺃَﺗـَﺎﻛُﻢْ ﻳُﻌَﻠِّﻤُﻜُﻢْ ﺩِﻳْﻨَﻜُﻢْ .
‏[ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ‏]
Arti hadits / ﺗﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata: “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda: “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Riwayat Muslim)

Catatan :
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ :
Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya.
Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.
Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.