Sabtu, 29 April 2017

Undangan

Assalamu'alaikum
Insya Allah akan dilaksanakan kegiatan peringatan Isra' Mi'raj 1438H pada:
*Hari/tanggal: Minggu/ 30 April 2017/ 3 Sya'ban 1438H*
*Waktu: 08.00-dzuhur (insya Allah)*
*Tempat: Majeis Al Ihya Dramaga*

Kami mengundang saudara/i untuk hadir dalam acara ini

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullah

Ttd
Ketua ISMA (Bayu Chairu Mahad)

Kamis, 23 Februari 2017

Kisah Sedekah Rutin Tukang Becak Setiap Hari Jumat

Ada seorang tukang becak, yang sudah cukup sepuh (tua), beliau tinggal di daerah Dinoyo (Malang, Jatim).

Setiap hari Jum’at, ia menggratiskan tarif becaknya, dengan niat shodaqoh..

Suatu kali, pada hari Jum’at, ada seorang pria bapak-bapak yang jadi penumpangnya.

Pria itu naik becak jarak dekat saja, tanpa tawar-menawar, pria itu membayar tarif becak yang di tumpanginya dengan uang 20ribu, tetapi langsung ditolak sama bapak tukang becak, beliau bilang :

“Kulo ikhlas Pak, pun usah dibayar, kula sagete shodaqoh nggeh ngeten niki..”

“(Saya ikhlas Pak, sudah jangan dibayar, saya cuma bisa shadaqoh dengan cara seperti ini..).”

Si penumpang pun kaget, tapi karena terburu-buru, Pria itu langsung pergi begitu saja, setelah mengucapkan terima-kasih.

Pekan berikutnya, pada hari jumat pula, Pria itu bertemu lagi dengan tukang becak yang sama pada Jum’at lalu.

Setelah diantar ke tempat tujuan, Pria itu menyodorkan uang 200ribu, atau 10x lipat dari shodaqoh tukang becak kepada pria ini Jum’at lalu, untuk tarif becaknya.

Tukang becak yang sudah sepuh ini pun menjawab dengan tenang :

“Insyaallah.. Kulo ikhlas pak..
Kulo sagete shodaqoh nggih namung ngeten niki,, ngateraken tiyang.”

“(Insyaallah.. Saya ikhlas Pak..
Saya cuma bisa shadaqoh dengan cara seperti ini,, mengantarkan orang..).”

Karena merasa aneh, Pria yang menumpang itu menimpali :

“Lha kalau begini terus, Istri, dan Anak bapak makan apa.!? Kenapa nggak mau dibayar..?!”

Tukang becak itu pun menjawab :

“Alhamdulillah, Rayat kulo nggih sami ikhlas menawi saben Jum’at kula shodaqoh ngeten niki..”.

“(Alhamdulillah, Istri saya pun sama-sama ikhlas jika tiap hari Jum’at saya bershodaqoh dengan cara ini..)”

“Oh,, jadi Bapak nggak mau di bayar pada hari Jum’at saja..!?” Tanya si penumpang memastikan.

“Nggeh, Pak”

“Rumah bapak dimana?” Tanya penumpang penasaran..

“Wonten Dinoyo Pak, wingkingipun bank..”.

“(Tinggal di Dinoyo Pak, sebelah belakang bank..)”

Hari pun berlalu, dan di hari Jum’at berikutnya, Pria penumpang becak yang penasaran ini mencari rumah Tukang becak itu.

Setelah menyusuri gang sempit sebelah gedung bank di daerah dinoyo, akhirnya Pria itu ketemu juga dengan rumah sederhana milik Tukang becak yang di carinya.

Setelah mengetuk pintu, keluarlah seorang wanita yang sudah tua, masih menggunakan mukena.

Hatinya tergetar…
batinnya menangis..
betapa selama ini, ia yang sangat di cukupi kebutuhannya oleh Allah s.w.t, malah jarang bersimpuh kepada-Nya.

Jangankan sedekah, dan sholat dhuha, sholat wajib saja masih sering ia tinggalkan..

Ia pun mencium tangan wanita tua itu, lalu meminta idzin untuk meminjam KTP bapak, dan ibu sekalian.

“Bapak tasik siap-siap badhe sholat Jum’at, niki KTP-ne damel nopo nggeh..!!?”

“(Bapak masih melakukan persiapan untuk sholat Jum’at, ini KTP nya, kalau boleh tau buat apa ya..!?)

“Bu, bapak, dan juga ibu telah membuka mata hati saya, ini jalan hidayah yang telah Allah s.w.t anugerahkan kepada saya.

Insyaallah, Bapak, dan Ibu saya daftarkan untuk naik haji ONH Plus bersama saya, dan istri, mohon di terima ya, Bu..”

==============

Masya Allah..
sungguh maha pemurah Allah s.w.t yang membalas kebaikan-kebaikan kecil, dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar.

==============

Jika menurut Anda kisah nyata ini bermanfaat, maka jangan biarkan sedikit pengetahuan yang insyaallah mengandung hikmah ini hanya dibaca disini saja, bagikan kisah ini di facebook Anda dengan Klik SHARE/BAGIKAN.

SEMOGA BERMANFA’AT. [Kisah ini berdasarkan kisah nyata yang dituliskan di akun Facebook Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami]

Rabu, 22 Februari 2017

Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati

Dramaga (23/2). Alhamdulillahirabbil Alamin, Rabu malam kemarin, telah dilaksanakan acara pelepasan santri-santriyat yang telah wisuda. Acara ini dilaksanakan di majelis Al-Ihya.

Seluruh santri-santriyat dan asatidz Al-Ihya Dramaga mengucapkan selamat wisuda kepada
1. Fitri Ernawati, S. P
2. Muhammad  Fatah Yasin,  S. KH
3. Nurjanan,  S. Pt

Ustadz Ece berpesan,
Hidup harus berguna untuk islam
Sebaik-baiknya orang adalah yg bermanfaat untuk orang lain
Jangan jadi orang egois
Berakhlak yang baik

Itu yang diajarkan Rasulullah kepada kita, agar menjadi baik

Semoga wisudawan dan wisudawati bermanfaat bagi masyarakat, kembangkan pertanian di masyarakat, jangan lupa mengajak masyarakat terus beribadah

-Azib E/intp52

Selasa, 21 Februari 2017

Kuliah Subuh Ust Dudi

Menurut Imam Al Ghozali dalam kitab Minhajul 'abidin: Cita-cita atau angan-angan (Angan angan yg menggebu tanpa dibarengi dengan ilmu untuk mencapainya) adalah maksiat yang nyata/jelas. Kamu mengira ini adalah suatu niat baik dibarengi suatu kebodohan. Karena kebodohanmu dalam membedakan keduanya dan kamu bertaqorub di satu sisi. Begitu pula kamu menjadikan sesuatu yang kacau dan murka. Kamu menyangka itu bentuk merendahkan hati untuk bertaqorub ilalloh, ini adalah perbuatan riya yang nyata.

Dan kamu menganggap itu memuji Allah. Kamu menghitung-hitung atas ujian Allah dari perbuatan maksiat menuju pada taat, dan menghitung-hitung pahala besar di tempat-tempat besar. Menurut Imam Al Ghozali Anda berada pada kewururan yang jelek. Ini merupakan satu bentuk maksiat yang jelek dilakukan pelaku ibadah tanpa ilmu. (Contoh: kamu melakukan wudhu yang salah namun tetap dilakukan sampai tua).

Oleh sebab itu maka sesungguhnya dalam mengamalkan amalan yang dzohir ada keterikatan dengan yang sifat bathiniyah, itu bisa memberikan kemaslahatan dan kemaksiatan.

Pertanyaan yang muncul : "perbuatan bathil itu seperti apa?". Diantaranya yaitu tidak ikhlas, riya, ujub, menyebut-nyebut pemberian dan sebagainya.

Wallohu a'lam

Kontributor: Nabila

Sabtu, 18 Februari 2017

Kuliah subuh Al ihya pusat

Kitab mukhtasar Ihya Ulumuddin
19/2/2017

Mandi wajib ada 4.
1. Mandi karena keluar sperma
2. Bertemunya kedua kelamin laki laki dan perempuan
3. Haid
4. Nifas

Adapun selain dr yg 4 itu adalah mandi sunah yaitu
1. mandi jumat
2. Idul Fitri,
3. Ihrom, 
4. wukuf di Arafah,
5. di muzdalifah, 
6. ketika masuk ke mekah
7. tiga kali mandi di hari tasyrik, 
8. thowaf wada, 
9. mualaf, 
10. orang gila yang sudah sembuh
11. setelah memandikan mayat seluruhnya ini disunahkan. 

Insyaallah kamu akan beruntung jika mengetahui ttg cara cara mandi yang benar

Wallahu'alam

Kontributor: Tia Septiani

Senin, 13 Februari 2017

Orang Serakah Tak Pernah Puas

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa haq dan kamu telah fasik.”

(QS Al-Ahqaaf [46] : 20)

Sebuah realita keserakahan yang memprihatinkan, kebanyakan kita telah menjadi hamba perut yang hidupnya seakan hanya untuk makan dan mencari kesenangan dengan mengabaikan tuntutan Ilahi. Ketahuilah, perut adalah sumber penyakit dan malapetaka, sumber keinginan dan syahwat yang kemudian diikuti oleh syahwat seksual. Syahwat perut dan kemaluan adalah penyebab timbulnya cinta akan kedudukan dan harta. Bahkan syahwat perut menjadi sebab dikeluarkannya Nabi Adam dan Hawa dari kampung yang kekal (surga) ke kampung yang fana (dunia).

Orang yang cenderung menjadi hamba perutnya identik dengan kekikiran (bakhil). Hartanya tidak boleh susut sedikitpun, serba menghitung dan menjumlah miliknya. Setiap saat ia memeluk hartanya melebihi pelukannya terhadap istrinya. Kalau ia berpergian, hartanya berada di dalam kepalanya. Kalau ia tidur, hartanya ibarat bantal gulingnya. Apabila orang bertamu ke rumahnya, keningnya berkerut khawatir kalau yang datang meminta shadaqah kepadanya. Ia lebih suka berdiam diri di rumah dan jarang bergaul dengan masyarakatnya. Karena takut kebersamaannya akan mengeluarkan hartanya untuk macam-macam keperluan masyarakat. Ia suka kepada kemewahan dan suka juga pada kebakhilan. Itulah manusia yang menjadi hamba perutnya.

Islam menentang hidup yang berlebihan sampai melampaui batas. Sebab malapetaka yang timbul akibat keserakahan, keangkaramurkaan dan rayuan harta yang melemahkan tidak saja menimpa dunia, tetapi juga di akhirat akan tetap mengancam. Bukalah lembaran Al-Qur’an yang mulia, di dalamnya ada sekelumit kisah suatu umat yang pernah tenggelam dalam keserakahan, kesenangan dan kekafiran. Oleh Allah, kaum seperti ini kemudian dihinakan dengan azab yang sangat pedih.

Minggu, 12 Februari 2017

Al-Allamah Al-Musnid Habib Umar Bin Hafidz Dan Sang Ibu

"Dulu..setiap selesai rouhah(dars ashar),Habib Umar selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi ibunya(Hubabah Zahro)..

hampir setiap hari beliau meluangkan waktu untuk duduk bersama sang ibu di tengah kesibukan dakwah yang sangat-sangat padat..

Tahukah kalian apa yg Habib lakukan ketika duduk bersama ibunya ?

Habib membuat qohwah(kopi)untuk ibunya..

sesederhana itu ??

Tentunya tidak, Habib tidak membuat kopi jahiz(instan)yg dijual di toko-toko itu,..

Tapi beliau sendiri yg mengambil dan memilih biji-biji kopinya..

Menumbuknya..membersihkan kulit-kulitnya,hingga ia menjadi seperti dagig(tepung)..

Setelah itu baru beliau hidangkan kopi tersebut untuk sang ibu..

Itu adalah kegiatan "wajib" Habib Umar setiap kali mengunjungi ibunya..

Siapa diantara kita yang pernah memanjakan ibunya seperti itu..? Memberi perhatian terhadap ibunya sebesar itu.. ?

ditengah waktu,tenaga dan fikiran yg banyak tercurahkan untuk ummat,mereka para Awliya' tak pernah lupa untuk memuliakan dan memanjakan ibu-ibu mereka..

Berapapun umur seorang ibu, ia tetaplah "mahluk" yang ingin diperhatikan dan dimanja oleh Anak-anaknya..

"Seorang anak yang berbakti kepada ibunya, jika ia memandang ibunya dengan pandangan kasih sayang,maka akan dicatat baginya pahala haji mabrur dalam setiap pandangan"(HR.Baihaqi,Syuabul iman 7472)