Rabu, 24 Juni 2015

Sulitnya huruf “ح”



Oleh : Hamzah Alfarisi

“Ustad ngajinya dimana? Disini atau disana?” teriak Della yang sedang menggandeng keyla menuju majlis A.
“Seperti biasa di majlis sana, emang belum ada ustad/ustadzahnya?” Sahutku
“Belum, tad.” Jawab della
“memang biasanya yang mengajar ustad siapa? dan pelajrannya apa?” tanyaku sambil keluar menemuinya
“belum ada usatadnya. gak tahu tahu pelajaranya apa” jawab della dengan muka polos.
“ ya udah ke majlis dulu, nanti ustad kesana. Biar ustad aja yang ngajar”.
Panggilan Ustad biasa anak-anak madin (madrasah diniyyah) panggil untuk kami yang mengajarnya. Walaupun sebetulnya belum pantas dipanggil ustad, namun tak apalah untuk mengajari anak-anak agar menghormati orang yang mengajarinya. Kemudian anak-anak bergegas ke majlis, namun nampaknya ada sebagian yang beli jajan. Maklum anak kecil sukanya jajan. Segera aku sudahi belajarku dan memakai peci dan pakain yang sesuai SOP (standar operasional prosedur), bersarung, peci dan baju lengan panjang. Adab berpakain pun juga harus diajarkan kepada anak-anak dengan cara membrikan contoh langsung.
Sampai di majlis, ternyata sudah ada lumayan anak yang menunggu. Kemudian aku suruh mereka ambil wudhu sebelum mengaji. Ada salah satu anak yang menyahut,
“Ustad kok wudhu, kan gak mau sholat”
“ya kalau mau ngaji wudhu dulu ya, bukan sholat aja yang butuh wudhu” jawabku
Akhirnya mereka mau mengambil wudhu. Setelah itu, semua anak mengambil buku prestasinya masing-masing dan bersiap antri mengaji menunggu giliran. Namun tak lepas dari tabiat anak kecil, ada juga yang lari-lari kejar-kejaran dalam majlis. Tibalah giliran anak sekitar umur 5-6 tahun yang mukanya masih asing bagiku.
“namanya siapa ?? tanyaku
“Rapa Tad” dia jawab dengan tertawa sambil membawa iqra’nya.
“dia adikku Tad.” Sahut Reza, santri madin yang paling senior.
“ya sudah sekarang dibuka iqra’nya...”
“bukain dong  Tad” sambil menyodorkan iqra’ yang ada di tangannya.
Rafa mulai membacanya,,,,,
“ Aa..Ba..ba... , ta.. Aa., Tsa.., “ sampai baris keiga Rapa menengaadahkan mukanya ke atas lalu menurunkan kebawah sambil mengucapkan, huruf “ Aaaaa.......”.
“Coba ulang Rapa” pintaku
Rapa menengaadahkan mukanya ke atas lalu lagi menurunkan kebawah sambil mengucapkan, huruf “ Aaaaa.......”. Semua anak madin tertawa dan diapun ikut tertawa sambil nunjukin giginya yang ompong. Sekarang aku baru tahu ternyata dia sedang melafadkan huruf “ Cha...”
“kenapa kok nengok ke atas pa?” tanyaku,
“dia gak bisa baca “Cha...” tad, baru kemarin ngaji” jawab kakanya Rapa.
“Shodaqallah hul adhim....” tuntunku ke Rapa. “Besok ngaji lagi ya Rapa...”
“Iya ... , siap bos” sambil hormat dengan muka meringis.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar