Setelah itu semakin bertambah keganasan
Diwan Taftisy begitupan siksaan mereka terhadap sisa-sisa keturunan Muslim Arab
, Tiada Hari Berlalu kecuali kami melihat 20 atau 30 orang yang disalib atau
dibakar dalam keadaan hidup-hidup. Tiada Hari berlalu kecuali kami mendengar
ratusan orang yang disiksa dengan kejam, kuku mereka dicabut sedangkan mereka
melihat dengan mata mereka sendiri, diberi minum sampai mereka tak mampu
bernafas, kaki dan tubuh mereka dipanggang, jari mereka dipotong, di bakar lalu
diletakkan di mulut mereka serta didera sampai kulit-kulit mereka bertaburan.
Kejadian
ini terus terjadi sepanjang hari, Suatu hari ayahanda berkata kepada saya: Nak,
saya merasakan bahwa ajal ini sudah dekat, dan saya akan memperoleh syahid atas
tangan-tangan mereka, Semoga Allah menganugerahi surga sehingga saya termasuk orang yang mendapat keuntungan yang
agung. Saya tidak punya hajat lagi di dunia ini setelah saya mengeluarkanmu
dari kegelapan kekafiran menuju cahaya Iman. Saya sudah menanggungmu sebagai amanat
besar yang mana saya hampir terpeleset karena beratnya. Jikalau ada sesuatu
yang menimpa ayah, maka ta’atilah pamanmu ini jangan pernah kamu
menyelisihinya!.
***
Haripun Berlalu, saat itu Malam
terakhir yang gelap, tiba-tiba
paman ini memanggil dan menyuruh saya
pergi bersamanya. Allah telah memudahkan kami jalan menuju tanah Maghrib Negeri
Kaum Muslimin, lalu saya bertanya: Ayah, Ibu?
Beliau memegang tangan saya dengan
kuat, sembari berkata: Bukankah ayahmu menyuruhmu menta’ati saya!
Sayapun pergi bersama beliau dalam
keadaan terpaksa…sampai kami Jauh dari
kota dan kegelapan sudah menyelimuti kami , beliau berkata: Sabar, Wahai anakku
! Sungguh Allah telah mencatat kedua orang tuamu sebagai orang mukmin yang berbahagia
(Syahid) atas tangan Diwan Taftisy.
***
Sang anak pun terbebas pergi menuju
daratan Maghrib dan dikemudian hari menjadi seorang Alim , pengarang , Sayyidi Syaikh
Muhammad bin Abdul Rafi’ Al-Alandalusi, Allah memberi kemanfaatan dengan sebab
beliau dan karya-karyanya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar