Minggu, 03 April 2016

Rangkuman Kuliah Subuh 1 April 2015

Kitab Shofatut Tafaasir

Dalam QS Asy-Syuara ayat 220 Allah SWT berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Allah SWT Maha Mendengar, bermakna, Maha mendengar terhadap apa yang kita katakan dengan suara yang keras maupun apa yang kita katakan dalam hati sekalipun. Allah pun maha mengetahui terhadap apa yang kita sembunyikan tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah dan penglihatan Allah. Maka berhati-hatilah dalam bertindak,  apa yang kita katakan dan apa yang kita niatkan karena Allah menjadi saksi atas semuanya.
Baru-baru ini  muncul sekolompok orang yang  menyatakan bahwa Al-quran di turunkan oleh syaitan.  Entah atas dasar apa orang-orang tersebut berfatwa seperti itu. Nyatanya Allah SWT telah berfirman bahwa syaitan itu diturun kan kepada orang-orang yang berdusta, orang-orang yang berbuat dosa dan selalu berbuat pada keburukan. Syaitan adalah makhluk terkutuk bertugas menggoda umat manusia. Selalu mendustakan terhadap apa yang diturunkan kepada Rosul jadi mana mungkin syaitan lah yang menurunkan Al-Quran.
Syaitan itu memiliki hawa nafsu dan tidak berakal, Malaikat itu tidak memiliki hafa nafsu namun berakal sedangkan manusia sendiri memiliki keduanya yaitu hawa nafsu dan akal pikiran.  Setiap hal yang baik yang dilakukan manusia bisa mencapai derajat malaikat (tidak memiliki nafsu dan berakal sehat) sedangkan untuk perbuatan yang buruk akan sama derajatnya dengan syaitan.  Maka derajat manusia yang patuh dan taat kepada Tuhannya lebih tinggi derajatnya dari malaikat sekalipun karena telah bisa membentengi hawa nafsu nya.


Kitab Ihya Ulumudin Jilid 1 Halaman 48

Sungguh mulia nya seseorang yang memiliki ilmu. Orang yang berilmu akan di angkat derajatnya oleh Allah SWT. Menuntut ilmu harus lah memiliki adab maka niscaya  berkah Ilmu tersebut. Salah satu adab ketika seseorang akan menuntut ilmu yaitu harus hormat kepada guru, hormat kepada ilmu dan hormat kepada kitab ataupun buku yang berisi ilmu tersebut. Dimulai dengan berwudhu sebelum menuntut ilmu atau mengajarkan ilmu akan menambah keberkahan ilmu tersebut.
Diriwayatkan Harun Arosyid  yang meminta Imam Malik untuk datang ke rumahnya mengajarkan ilmunya kepada anaknya. Kemudian berkata Imam Malik, “Mudah-mudahan Allah memuliakanmu, ya Amir. Andaikata kamu memuliakan ilmu maka akan mulialah ilmu itu dan apabila kau menghinakan ilmu maka akan hinalah ilmu itu. Ilmu itu mendatangi bukan didatangi." 
Secara tidak langsung Imam malik meminta agar anak dari Harun Arosyid untuk datang kepadanya di sebuah majlis agar mendengarkan dan menuntut Ilmu bersama orang-orang yang lainnya. Pelajaran yang bisa diambil bahwa lebih mulia orang yang mendatangi guru untuk menuntut ilmu dibandingkan yang meminta guru untuk datang kerumah mengajari ilmu. Menuntut ilmu pun memerlukan adab yang baik agar Allah meridhoi dan memudahkan kita dalam menuntut Ilmu.

Kontributor :Tia Septiani (Biologi IPB/50)


Tidak ada komentar :

Posting Komentar