Kitab Shofatut Tafaasir
Dalam QS Asy-Syuara ayat 220 Allah SWT berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Allah SWT Maha Mendengar, bermakna, Maha mendengar terhadap apa yang kita katakan dengan suara yang
keras maupun apa yang kita katakan dalam hati sekalipun. Allah pun maha
mengetahui terhadap apa yang kita sembunyikan tidak ada yang luput dari
pengetahuan Allah dan penglihatan Allah. Maka berhati-hatilah dalam
bertindak, apa yang kita katakan dan apa
yang kita niatkan karena Allah menjadi saksi atas semuanya.
Baru-baru ini muncul
sekolompok orang yang menyatakan bahwa
Al-quran di turunkan oleh syaitan. Entah
atas dasar apa orang-orang tersebut berfatwa seperti itu. Nyatanya Allah SWT
telah berfirman bahwa syaitan itu diturun kan kepada orang-orang yang
berdusta, orang-orang yang berbuat dosa dan selalu berbuat pada keburukan.
Syaitan adalah makhluk terkutuk bertugas menggoda umat manusia. Selalu
mendustakan terhadap apa yang diturunkan kepada Rosul jadi mana mungkin syaitan
lah yang menurunkan Al-Quran.
Syaitan itu memiliki hawa nafsu dan tidak berakal, Malaikat itu tidak memiliki hafa nafsu namun berakal sedangkan manusia sendiri memiliki keduanya yaitu hawa nafsu dan akal pikiran. Setiap hal yang baik yang dilakukan manusia bisa mencapai derajat malaikat (tidak memiliki nafsu dan berakal sehat) sedangkan untuk perbuatan yang buruk akan sama derajatnya dengan syaitan. Maka derajat manusia yang patuh dan taat kepada Tuhannya lebih tinggi derajatnya dari malaikat sekalipun karena telah bisa membentengi hawa nafsu nya.
Kitab Ihya Ulumudin Jilid 1 Halaman 48
Sungguh mulia nya seseorang yang memiliki ilmu. Orang
yang berilmu akan di angkat derajatnya oleh Allah SWT. Menuntut ilmu harus lah
memiliki adab maka niscaya berkah Ilmu
tersebut. Salah satu adab ketika seseorang akan menuntut ilmu yaitu harus
hormat kepada guru, hormat kepada ilmu dan hormat kepada kitab ataupun buku
yang berisi ilmu tersebut. Dimulai dengan berwudhu sebelum menuntut ilmu atau mengajarkan ilmu akan menambah keberkahan
ilmu tersebut.
Diriwayatkan Harun Arosyid yang meminta Imam Malik untuk datang ke rumahnya mengajarkan ilmunya kepada anaknya. Kemudian berkata Imam Malik, “Mudah-mudahan Allah memuliakanmu, ya Amir. Andaikata kamu memuliakan ilmu maka
akan mulialah ilmu itu dan apabila kau menghinakan ilmu maka akan hinalah ilmu
itu. Ilmu itu mendatangi bukan didatangi."
Secara tidak langsung Imam malik
meminta agar anak dari Harun Arosyid untuk datang kepadanya di sebuah majlis
agar mendengarkan dan menuntut Ilmu bersama orang-orang yang lainnya. Pelajaran yang bisa diambil bahwa lebih mulia orang yang
mendatangi guru untuk menuntut ilmu dibandingkan yang meminta guru untuk datang
kerumah mengajari ilmu. Menuntut ilmu pun memerlukan adab yang baik agar Allah
meridhoi dan memudahkan kita dalam menuntut Ilmu.
Kontributor :Tia Septiani (Biologi IPB/50)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar