gambar: KMNU IPB |
Keutamaan berpuasa pada bulan Rojab diriwayatkan dalam hadits sahih imam Muslim. Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan yang diharamkan (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Disunnahkan untuk melaksanakan puasa pada bulan Rojab, pada tanggal 1 Rojab atau hari Kamis pada minggu pertama bulan Rojab.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban.
Selama bulan Rojab disunnahkan untuk membaca do'a: "Allohumma baarik lanaa fii roojaba wa sya'bana wa ballighnaa Romadhona". Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab beliau berdo’a: “Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
Bulan Sya'ban juga termasuk bulan Harom. Pada malam nisfu Sya'ban ada pergantian buku amal ba'da maghrib dan disunahkan untuk mendirikan sholat nisfu sya'ban dan membaca Yaasin sebanyak 3 kali yang diniatkan agar panjang umur dalam taat kepada Alloh, dimudahkan rizki. Ba'da 'Isya disunahkan mendirikan sholat Khoir sebanyak 100 roka'at dan setiap roka'atnya membaca 11 kali Surat Al-Ikhlas.
Kontributor : Isra Miyanti (AGH 51)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar